NATURALISASI DENGAN MENANAM JATI NEO SOLOMON DAN VETIVER

NATURALISASI SEBAGAI ANTISIPASI BENCANA KEKERINGAN, PENCEGAHAN BANJIR DAN LONGSOR DENGAN MENANAM BIBIT  JATI JUMBO NEO SOLOMON UNTUK REHABILITASI TANAH

Pertama kami turut belasungkawa atas hilangnya anggota keluarga atas korban banjir dan longsor tanggal 1 Januari 2020. Semoga  diberi kesabaran dan Alloh senantiasa memberi pertolongan. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada pemerinah dan organisasi massyarakat yang rela melakukan upaya penanggulangan bencana semoga Alloh memberikan balasan yang baik dan berlimpah aamiien.

Bencana banjir dan begitupun tanah longsor, sangat ditakuti semua orang karena  membahayakan,  dapat mengancam dan memakan korban jiwa serta menimbulkan kerugian besar secara moril/ materiil.

Dalam rangka antisipasi banjir dan tanah longsor, CV AHM mencoba menyampaikan artikel yang barangkali dapat dijadikan solusi upaya naturalisasi pencegahan banjir dan tanah longsor.

Agar air ketika hujan deras tidak langsung terbuang habis ke daerah yang lebih rendah diperlukan peresapan. Upaya agar air dapat meresap ke dalam tanah di daerah yang tempatnya lebih tinggi hingga di tepi bantaran sungai, diperlukan jenis pohon yang akarnya panjang menghujam ke bumi, besar kesamping dan ke dalam agat air dapat masuk ke dalam tanah lebih banyak dan dalam. Adapun jenis tanaman yang dapat menutupi serta mengikat tanah sehingga tidak mudah terbawa erosi yang bisa menyebabkan pendangkalan sungai sehingga berakibat banjir. Untuk itu jenis tanaman yang dapat memberi perlindundungan lingkungan, salah satunya adalah Jati Neo Solomon yang memiliki tipe akar besar, panjang dan dalam.

Jati  merupakan vegetasi yang dapat diandalkan untuk  dikembangkan dalam pengelolaan DAS (pengendalian banjir dan longsor)  karena sifatnya

  • Mampu menutup permukaan tanah, sehingga efektif terhadap pengendalian erosi/longsor dan peningkatan pasokan dan cadangan air tanah
  • Membentuk jaringan perakaran yang kuat baik pada lapisan tanah atas maupun bawah, akan meningkatkan stabilitas tebing, sehingga mengurangi kerentanan terhadap longsor,
  • Mampu menyerap air secara optimal, Sama seperti pohon bambu, pohon jati pun mampu menyerap air hujan dengan baik. Selain itu, kelebihan lainnya dari pohon jati adalah mampu menyimpan sumber air dalam jangka waktu yang lama sehingga akan bermanfaat saat musim kemarau.
  • Rehabilitasi lahan, mampu meningkatkan kesuburan fisika (perbaikan struktur tanah dan kandungan air), kesuburan kimia (peningkatan kadar bahan organik dan ketersediaan hara) dan biologi tanah (meningkatkan aktivitas dan diversitas), morfologi tanah (pembentukan solum)
  • Merupakan tanaman untuk rehabilitasi lahan kritis.

Dengan menyandingkan budidaya jati bersama tumpangsari dengan  jenis tanaman vetiver (akar wangi dan sereh wangi yang juga memiliki nilai ekonomis yang baik, maka diharapkan dapat membantu mencegah tanah longsor.

Guru Besar Bidang Ekologi dan Arsitektur Lanskap IPB University, Profesor Hadi Susilo Arifin, membenarkan tanaman vetiver cocok untuk menahan tanah dari gempuran hujan ekstrem seperti yang terjadi pada awal tahun ini. “Akar tanaman ini mampu menembus ke dalam tanah hingga 2-4 meter dan mengikat partikel-partikel tanah,” katanya menerangkan Prof Hadi menjelaskan, vetiver atau akar wangi atau narwastu merupakan jenis rumput asal India. Rumput yang satu ini memiliki batang yang kaku dan keras. Kumpulannya bisa tumbuh seperti pagar yang rapat dan mampu menahan aliran air permukaan. “Tanah yang ditanami vetiver akan terlindungi dari gempuran air hujan yang deras,”.

Menurut Prof Hadi, vetiver hidup di ketinggian 500-1.500 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini toleran dengan suhu 17-27 derajat Celsius dan bisa hidup dengan curah hujan 500-2.500 milimeter per tahun. “Akar dan daya tahan tumbuhan menjadi pilihan yang pas untuk mencegah longsor,” .

Adanya tanaman jati dengan tumpang sari dengan tanaman akar wangi dan sereh wangi pada tanah disekitar pohon jati sehingga dapat  menutupi top soil dan mengikat tanah agar tidak erosi.

  1. Tanaman dengan tumpagnsari ini dapat mencegah tanah longsor krn akar tanaman jati jumbo neo solomon dapat menjadi pancang tanah yang lebih dalam sehingga stabil didukung dengan sereh wangi yang dapat menutup top soil yang mengikat tanah sehingga tanah atas lebih kuat.
  2. Untuk lebih mengoptimalkan akar tanaman dan untuk mengoptimalkan mikroorganisme tanah diperlukan dukungan material dngan pemberian mikoriza dan mikroba.
  3. Mikoriza dapat bermanfaat untuk tanamana sehingga akar tanaman lebih panjang, besar dan banayak. Sedangkan mikroba dapat membantu tanaman mengurai unsur hara yang diperlukan tanaman. Shg tanaman dapat tumbuh subur dan tanah tanah tidak menajdi marginal (kritis) dan mudah longor
  4. Sedangkan upaya irigasi dan normalisasi banjir kita percayakan pada pemerintah dan masyarakat.

Dengan pola tanam seperti itu saat hujan tidak kebanjiran dan longsor serta pada saat kemarau tidak kekeringan

Demikian artikel ini kami sampaikan sehingga bermanfaat buat kita semua.

(Visited 290 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Thx to contact www.alamhijaumakmur.com, how can I help you?